Rasanya baru 45 menit yang lalu aku merasa kamar ini dingin. Sangat dingin sehingga aku harus menggulung tubuhku pada selimut yg sangat tebal. Tapi beberapa menit yang lalu, hawa di kamar ini rasanya tak cukup untuk membuat hatiku mendingin.
Kesedihan ini tak bisa kuluapkan. Aku berada di ruangan berukuran 2x3 meter milik seorang temanku. Aku disini bersama 2 orang temanku. Aku bukan orang yang dapat dengan mudah mengeluarkan kesedihanku dihadapan orang lain, meskipun temanku sendiri.
Akhirnya, disinilah aku pendam tangisanku. Rasa sesak itu memukul paru2ku. Makin lama makin sesak. Rasanya sakit ketika aku paksakan untuk mengambil napas lebih dalam.
....
-11.33 PM-
Rasanya sudah sangat lama sejak terakhir kali aku mendengar suaranya. Tak pernah kubayangkan sebelumnya, ternyata mendengar suaranya membawa pengaruh besar untukku. 2 hari saja aku tak mendengar suaranya gejela kematianku rasanya mendekat. Hahaha..
Mungkin terdengar begitu lebay. Kenyataannya? lebih parah daripada itu, percayalah.
... I miss him ...
I miss his smile,
his laugh,
his smell,
his lips ...
I miss him...
I don't know what happened,
My body act strange.
My soul and my heart extremely need him..
Like human needs air,
Like smokers needs cigarette,
Like the one who need a drugs. Addicted.
-11.54 PM-
I breath normally...
Entah nanti gimana. Entah esok pagi ketika aku meninggalkan kamar ini gimana.
Mungkin tangisanku akan meledak atau apalah...
Entah aku harus bersyukur atau malah takut akan rasa rindu berlebih ini..
Kurasa aku harus mengatakan padanya untuk menjaga hatiku dg baik.
Ternyata, hatiku sangat sangat rentan dengan segala sesuatu yg berhubungan dengannya..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar